Rocky Gerung Akhirnya Buka Suara soal Ajakan Dialog dari Presiden Prabowo
Pengamat politik sekaligus filsuf publik yang dikenal kritis, Rocky Gerung, akhirnya memberikan tanggapan resmi terkait ajakan dialog dari Presiden Prabowo Subianto. Dalam pernyataannya yang disampaikan dalam sebuah diskusi publik akhir pekan lalu, Rocky menyambut baik inisiatif tersebut, namun tetap menyuarakan pentingnya substansi dan integritas dalam dialog politik.
Ajakan dialog ini mencuat usai Prabowo, dalam beberapa pernyataan publik, menyatakan kesiapannya untuk merangkul semua pihak, termasuk para pengkritik keras pemerintah. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari komitmen untuk membangun pemerintahan inklusif yang terbuka terhadap masukan dari berbagai kalangan.
Respons Rocky: Terbuka, Tapi Tidak Bisu
Dalam gaya khasnya yang lugas dan tajam, Rocky menegaskan bahwa ia terbuka terhadap dialog, namun dengan catatan: dialog harus berorientasi pada pertukaran ide dan nilai, bukan sekadar simbol rekonsiliasi politik.
“Saya tidak keberatan berdialog dengan siapa pun, termasuk Presiden Prabowo. Tapi dialog bukan basa-basi, melainkan benturan gagasan,” ujar Rocky dalam acara diskusi yang disiarkan secara daring.
Ia juga menekankan bahwa kritik adalah bentuk cinta terhadap republik, dan karenanya, suara-suara yang berbeda harus dirawat, bukan dihindari.
Prabowo: Pemerintahan untuk Semua
Presiden Prabowo Subianto, yang dijadwalkan mulai menjabat dalam waktu dekat, telah berulang kali menegaskan bahwa ia ingin memimpin dengan semangat persatuan. Dalam wawancara terbaru, Prabowo menyebut bahwa kritik yang membangun justru penting untuk memperkuat fondasi demokrasi.
Ajakan dialog kepada tokoh-tokoh seperti Rocky Gerung disebut sebagai bagian dari pendekatan politik yang lebih dewasa dan terbuka. “Saya siap berdiskusi dengan siapa pun, termasuk mereka yang berbeda pandangan. Karena itulah esensi demokrasi,” ujar Prabowo dalam salah satu pidatonya.
Publik Menanti Pertemuan Dua Pemikir Tajam
Reaksi publik terhadap wacana dialog ini cukup beragam. Sebagian besar menyambut baik jika pertemuan antara Prabowo dan Rocky benar-benar terwujud. Keduanya dikenal memiliki gaya komunikasi yang kuat, namun dengan latar belakang yang berbeda — Prabowo sebagai tokoh militer dan politikus nasionalis, Rocky sebagai intelektual kritis dan bebas nilai.
Banyak yang berharap, pertemuan mereka bukan hanya menjadi simbol politik, melainkan wadah lahirnya gagasan-gagasan baru yang dapat menjawab tantangan kebangsaan saat ini.
Dialog Bukan Akhir, Tapi Awal
Respons Rocky Gerung terhadap ajakan dialog dari Prabowo menunjukkan bahwa dalam politik, perbedaan tidak selalu harus menjadi jurang pemisah, tetapi bisa menjadi jembatan pemahaman. Selama ruang dialog dibangun di atas kejujuran intelektual dan komitmen pada kepentingan rakyat, maka demokrasi Indonesia masih memiliki harapan besar.