Diplomasi Ekonomi Berlanjut: Sri Mulyani Temui Menkeu China Usai Deal Tarif dengan AS
Langkah strategis Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dalam memperkuat posisi ekonomi nasional kembali jadi sorotan internasional. Setelah sukses menjalin kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat pekan lalu, kini ia melanjutkan misi diplomasi ekonominya dengan bertemu Menteri Keuangan China, Liu Kun, dalam forum bilateral yang digelar di Beijing.
Pertemuan ini disebut sebagai bagian penting dari rangkaian diplomasi fiskal dan perdagangan Indonesia di tengah dinamika global yang masih dipenuhi ketegangan geopolitik dan ketidakpastian pasar.
Menguatkan Arah Kerja Sama Kawasan
Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung selama dua jam, kedua menteri membahas sejumlah agenda strategis, antara lain:
Stabilisasi rantai pasok Asia Tenggara–Tiongkok
Peluang integrasi kebijakan fiskal untuk proyek infrastruktur lintas negara
Penguatan kerja sama dalam agenda transisi energi dan keuangan hijau
Pemanfaatan kesepakatan tarif baru antara AS–Indonesia sebagai katalis peningkatan ekspor
“Setelah kesepakatan positif dengan AS, penting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan strategis dengan mitra besar lainnya, termasuk China,” ujar Sri Mulyani dalam pernyataan singkat kepada media.
Menjaga Keseimbangan Diplomasi Global
Pertemuan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak ingin terjebak dalam tarik-menarik kepentingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebaliknya, Indonesia ingin menjadi mitra aktif yang adaptif, rasional, dan mengedepankan kepentingan nasional.
China sendiri merupakan mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral yang terus tumbuh setiap tahun. Melalui pertemuan ini, pemerintah Indonesia ingin memastikan bahwa kesepakatan dagang dengan AS tidak menimbulkan ketegangan dengan Tiongkok, tetapi justru membuka ruang kolaborasi baru.
Fokus pada Investasi dan Infrastruktur
Salah satu poin penting dalam pembicaraan adalah komitmen China untuk melanjutkan dan memperluas investasi pada proyek strategis nasional, termasuk jaringan kereta cepat dan kawasan industri hijau.
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya pengelolaan utang luar negeri yang sehat dan transparan, serta keterlibatan swasta dalam proyek-proyek kerja sama, guna menghindari ketergantungan yang berisiko dalam jangka panjang.
Sinergi Menuju Transisi Energi
Selain isu dagang dan fiskal, kedua pihak juga sepakat untuk mendorong kerja sama di bidang energi terbarukan dan keuangan berkelanjutan. China disebut siap menyediakan akses pendanaan hijau untuk mendukung target nol emisi Indonesia tahun 2060.
“Kita ingin menjadikan pertumbuhan ekonomi tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan. Dan itu perlu mitra strategis yang memiliki visi serupa,” tegas Sri Mulyani.
Arah Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia
Kunjungan Sri Mulyani ke Beijing menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia kini lebih proaktif dan taktis dalam memainkan peran globalnya, terutama di bidang ekonomi dan keuangan. Dengan menjaga hubungan baik dengan dua kekuatan besar dunia, Indonesia berupaya membuka lebih banyak pintu kerja sama sambil mempertahankan kedaulatan ekonomi nasional.
Dalam dunia yang makin terpolarisasi, diplomasi ekonomi seperti inilah yang dapat menjadi penyeimbang — dan Sri Mulyani tampaknya mengerti betul cara memainkan peran itu.