Banjir Rob Terjang Muara Angke Jakarta: Warga Harap Bantuan Cepat Tiba
Kawasan pesisir Muara Angke, Jakarta Utara, kembali diterjang banjir rob pada Rabu (25/6) pagi. Genangan air laut pasang yang merangsek ke pemukiman warga membuat aktivitas lumpuh total, sementara ratusan kepala keluarga terdampak mulai mengkhawatirkan keselamatan serta kelangsungan hidup mereka dalam beberapa hari ke depan.
Air Laut Naik Sejak Subuh, Rumah Terendam hingga Lutut
Menurut keterangan warga, banjir mulai masuk ke rumah sejak pukul 04.30 WIB. Dalam hitungan jam, ketinggian air sudah mencapai 50–70 cm di beberapa titik. Banyak warga tak sempat menyelamatkan barang-barang karena air datang perlahan tapi pasti, menggenangi rumah, jalanan, dan area usaha.
“Biasanya rob cuma semata kaki, tapi sekarang air sudah masuk sampai dalam rumah. Kami bingung mau mengungsi ke mana,” ujar Sumarni (46), warga RT 03 RW 01, yang rumahnya terendam hampir setinggi lutut.
Aktivitas Ekonomi Warga Lumpuh
Muara Angke dikenal sebagai salah satu sentra nelayan dan aktivitas perdagangan hasil laut di Jakarta. Namun banjir rob kali ini membuat aktivitas ekonomi berhenti total. Para pedagang tak bisa membuka lapak, dan nelayan pun tak berani berlayar akibat gelombang laut yang tinggi.
Beberapa jalan lingkungan juga terputus, membuat distribusi logistik dan air bersih tersendat. Sekolah dan tempat ibadah pun ikut terendam, sehingga warga kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Bantuan Belum Merata, Warga Menanti Respons Cepat
Meski sudah ada penyaluran bantuan darurat seperti makanan siap saji dan tenda sementara dari kelurahan, banyak warga yang belum tersentuh distribusi tersebut. Mereka berharap ada respons cepat dari pemerintah daerah maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membantu evakuasi dan penyaluran logistik.
“Kami butuh air bersih, popok bayi, dan makanan. Tolong jangan tunggu viral dulu baru datang,” kata Taufik (35), seorang ayah dua anak yang mengungsi ke musala lingkungan.
Pemerintah Siapkan Langkah Penanganan
Pihak BPBD DKI Jakarta telah mengirimkan tim evakuasi dan mengonfirmasi bahwa banjir rob disebabkan oleh fenomena pasang maksimum air laut yang diprediksi berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Pemerintah juga telah menyiapkan pompa penyedot air dan mendirikan beberapa posko siaga banjir rob di sekitar area terdampak.
Namun, warga berharap bukan hanya reaksi sementara yang diberikan, melainkan solusi jangka panjang. Mereka mendesak adanya perbaikan sistem tanggul laut, drainase lingkungan, dan tempat evakuasi terpadu yang mudah dijangkau saat bencana datang.
Catatan Alam yang Terus Terulang
Fenomena banjir rob bukan hal baru bagi warga pesisir Jakarta, namun kali ini intensitas dan ketinggiannya dianggap lebih ekstrem. Ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim, penurunan muka tanah, dan kurangnya perlindungan kawasan pesisir menjadi tantangan nyata yang perlu segera ditangani.
Muara Angke sedang menghadapi ujian berat. Di tengah derasnya air laut dan harapan yang menipis, warga hanya bisa berharap bantuan cepat datang dan perhatian pemerintah tak berhenti di satu musim banjir saja. Mereka butuh kepastian, bukan sekadar janji.